20 April 2008

Al-Qur'an

Setelah saya banyak berguru oleh beberapa ulama di pulau jawa ini yang hafidz Al-Quran, saya menyadari sesungguhnya Al-Qur'an-lah sumber utama pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia sekaligus kunci sukses kehidupan. Al-Qur'an tak hanya memberikan informasi bagaimana mencapai keberhasilan, namun juga pada pelatihannya.

Berbeda dengan kebanyakan buku
how to (kiat praktis) untuk mencapai kesuksesan yang hanya menekankan keberhasilan duniawi (materi), Al-Qur'an merupakan pegangan untuk mencapai keberhasilan dan kesejahteraan lahir dan batin. Kebahagiaan yang ditawarkan bukan hanya kebahagiaan semu yang hanya di kulit permukaan, namun kebahagiaan hakiki yang berasal dari dalam dan tidak bergantung pada situasi dan kondisi luar. Bukan kebahagiaan karena materi (fisical happiness), penghargaan atau pujian (emotional happiness), melainkan kebahagiaan karena hidup sesuai dengan nilai - nilai mulia (spiritual happines).

Dalam sebuah pengajian, ada seorang ibu setengah baya bertanya,"Ustadz, membaca buku huruf Arab itu harus diketahui oleh orang Islam ya?" Ternyata yang dimaksud dengan buku huruf Arab itu adalah Al-Qur'an. Jadi, jangankan ingin mempelajari Al-Qur'an, keberadaan Al-Qur'an saja, ia tidak tahu?

Itulah sampel umat Islam sekarang. Dari miliaran kaum muslimin, hanya sekian persen yang bisa
baca Al-Qur'an. Dari yang bisa baca Al-Qur'an, hanya sedikit yang paham. Dari yang paham Al-Qur'an, hanya segelintir orang yang menghafalnya. Dari yang hafal Al-Qur'an, hanya beberapa orang saja yang mengamalkannya. Dan dari yang mengamalkannya, hanya sekian orang yang benar - benar ikhlas.

Dan menurut Ali Bulac; intelektual muslim Turki, seluruh penduduk Madinah ketika itu berjumlah 10.000 orang, terdiri dari 4000 orang Yahudi, 4500 orang musyrik Arab dan 1500 Muslim. Dengan kata lain, umat Islam yang hafal Al-Qur'an saat itu berjumlah 1496 atau 1494 orang. Kaum muslim yang 15% tersebut, sangat dihormati, disegani dan ditakuti oleh 85% non-muslim.Ini dapat kita lihat, ketika terjadi "Piagam Madinah", non-muslim rela dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW sebagai wakil dari kelompok minoritas. Kaum muslimin unggul dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, militer, maupun yang lainnya.
Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sebab, umat Islam waktu itu, sangat berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan penjelasan Nabi Muhammad SAW terhadap Al-Qur'an, yang lebih kita kenal dengan Al-Hadits. Lima kewajiban terhadap Al-Qur'an antara lain:
  1. mengimaninya
  2. mempelajarinya
  3. mengamalkannya
  4. mendakwahkannya
  5. membelanya
Orang yang "mata" hati dan pikirannya tertutup, mereka tidak mampu melihat ilmu, hikmah, dan kebenaran. Nah,agar kita bisa melihat ilmu, hikmah dan kebenaran, maka butuh "cahaya". Dan cahaya itu adalah Al-Quran. Yup! Al-Qur'an itu cahaya dari langit. Cahaya dari Maha Pemilik cahaya. Tanpa Al-Qur'an, manusia akan buta.

Al-Qur'an itu bagaikan buku panduan. Sebuah perusahaan, ketika memproduksi, misalnya televisi; komputer; tape recorder; dan yang lainnya, akan melengkapi produk tersebut dengan buku petunjuk cara menggunakannya. Begitu juga dengan Allah SWT, tatkala menciptakan makhluk-Nya, Dia bekali dengan buku panduan, yang kita sebut Al-Qur'an.

oleh: Hafid H. Andriono

1 komentar:

reza mengatakan...

fid tolong forward lagi yang ini,thanks before