21 Februari 2009

MENGAPA MENCURI NAK...??

Karena mencuri, seorang anak ingusan sebut saja acong, terancam dijerat dengan pasal 362 KUHP tentang pencurian. Ancaman sanksi ini membuat acong terdengar seperti menjalani proses hukum layaknya seorang dewasa. Katakanlah, acong bersalah! Namun bukan kah acong (bocah berusia 11 tahun itu) juga dapat mengalami keguncangan psikologis akibat rangkaian proses hukum yang harus dilewatinya? Lengkap sudah status acong! Dimata hukum, siswa sekolah dasar itu tak ubahnya "penjahat" (hak - haknya di cabut!).

Dengan ditempatkan dirumah tahanan anak, acong diasingkan dari lingkungan yang dianggap KRIMINOGENIK! (lingkungan yang membuatnya menjadi maling!) Yaitu rumah, sekolah, dan komunitas! Ini sama artinya dengan pernyataan bahwa orang tua dan keluarga acong tidak dipercaya mampu memperbaiki prilaku anak itu!

Jadi, ketika seorang acong saat ini memiliki catatan kejahatan atau Criminal Record, keluarganya sudah menjadi prototipe keluarga dengan pola asuh kacau balau! Tingkah laku agresif pada usia dini memang merupakan penanda paling nyata, bagi kenakalan pada usia anak - anak dan remaja! Kenakalan yang kronis dalam bentuk acong mencuri berulang kali, pada gilirannya juga menjadi prediktor bagi perilaku kejahatan di masa dewasa! Kendati demikian, dalam kasus acong tidak dapat langsung dimaknakan begitu! Kita perlu mendalami psikologis dan kehidupan sosial acong, agar dapat memahami serta memperlakukannya secara lebih tepat!

Permasalahannya, langkah eksplorasi psikologis itulah yang kita khawatirkan tidak dilakukan oleh aparat hukum yang mengadili acong! Andaikan sekali lagi, acong harus dikenakan diagnosis dengan parameter ilmiah sekalipun, penetapan status psikologis ini pun bukan perkara sederhana! Misalkan;
  1. Dalam banyak studi diketahui bahwa anak - anak melakukan pencurian ketika mereka merasa tidak diperlakukan oleh orang tua secara setara dengan saudara - saudaranya!
  2. Ada pula pencuri cilik yang melancarkan aksinya sebatas untuk unjuk kebolehan kepada teman - temannya!
  3. Atau ternyata ada anak yang mencuri justru karena ditengah kondisi serba tidak mampu, si anak masih punya keinginan memberikan sesuatu yang berharga bagi orang tua yang di cintainya!
Jika 3 (tiga) ragam pencurian itu yang melatar belakangi perilaku acong, kita bisa bilang apa?
TEPAT..!!! Ternyata mencuri lebih sebagai ekspresi anak untuk mendapatkan perhatian! atau bahkan memberikan perhatian!
Luhur sekali bukan..?? Jadi ayo! berikan apa yang memang sesungguhnya dirindukan & diharapkan oleh anak - anak seperti acong!