16 September 2009

LIVE PERFORM & INTERVIEW ON TV



Saat saya bersama band saya (SOED) diberi kesempatan untuk tampil dan memberikan sedikit pendapat tentang Khazanah Musik Jazz di Indonesia.

SOED are:
- Hafid on Keyboards
- Nesya on Vocals
- Dimas on Guitars

Thanks and All The Best

09 September 2009

NOT "FALL IN LOVE" BUT "LEARN TO LOVE"

Setelah melakukan banyak perenungan di bulan yang penuh berkah ini, akhirnya saya mendapat beberapa pencerahan mengenai arti dari sebuah cinta.. SENI MENCINTA yang sesungguhnya. Bahwa para manusia modern sesungguhnya adalah orang-orang yang menderita. Penderitaan tersebut di akibatkan karena kehausan mereka untuk dicintai oleh orang lain. Mereka berusaha keras melakukan apa saja agar dapat dicintai. Anak-anak muda akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mereka ingin dicintai dan diterima oleh kawan-kawan sebayanya. Para wanita berjuang untuk menguruskan tubuh mereka agar dicintai oleh para pria mereka. Para politisi tidak segan-segan berdusta dan menipu orang agar dicintai oleh para pemilih dan pengikut mereka.

Yang dilakukan oleh manusia modern adalah upaya untuk dicintai, bukannya upaya untuk mencintai. Dalam dunia modern, kita menemukan bahwa semakin keras manusia berusaha untuk dicintai, semakin sering pula mereka gagal dan dikecewakan. Adalah sangat sulit untuk memperoleh kecintaan seluruh manusia. Kecintaan semacam ini adalah tujuan yang takkan pernah bisa dicapai. Karena selalu saja ada orang yang membenci orang yang lain. Manusia selalu dikelilingi oleh dua jenis orang; yaitu yang mencintai dan yang membenci dirinya.

Oleh sebab itu, manusia modern mengalami gangguan psikologis karena kegagalan untuk dicintai. Saya pernah membaca buku yang ber judul "The Art of Loving", buku ini mengisahkan tentang para istri yang akhirnya harus mengisi malam-malam mereka dengan tangisan dan penderitaan karena tak kunjung memperoleh cinta suami mereka. Pada satu bagian dalam buku itu, Erich Fromm menulis: "Mungkin sudah waktunya kita beritahu mereka untuk belajar mencintai."

Hal ini mengingatkan saya juga akan buku lain yang berjudul "The Mismeasures of Women", atau "Kesalah-ukuran Perempuan". Buku ini bercerita bahwa sepanjang sejarah, kecantikan wanita itu diukur bukan oleh wanita itu sendiri, melainkan oleh kaum lelaki. Pernah pada satu masa, yang disebut sebagai wanita jelita adalah perempuan yang bertubuh gemuk. Lukisan-lukisan di zaman Renaissans menggambarkan wanita-wanita telanjang dengan berbagai gumpalan lemak di tubuh mereka. Pada zaman itu, perempuan berusaha menggemukkan tubuhnya dengan obat-obatan, yang terkadang amat berbahaya, agar dianggap rupawan dan dicintai lawan jenisnya.

Tapi sekarang...zaman modern ini, seorang perempuan disebut cantik bila tubuhnya kurus kering. Dunia kecantikan internasional pernah mengenal seorang model ternama yang disebut dengan Miss Twiggy, Nona Ranting. Perempuan cantik adalah mereka yang bertubuh seperti ranting kayu, tinggi dan langsing. Seluruh perempuan di dunia kemudian berlomba-lomba menguruskan tubuhnya dengan menahan nafsu makan dan melaparkan diri. Mereka melakukan puasa yang khusus di jalankan untuk memperoleh kecintaan lelaki, atau yang biasa mereka sebut "diet".

Hmmm...Jika target kita dalam hidup ialah untuk memperoleh kecintaan sesama manusia, kita akan selalu menemui kekecewaan. Hal ini disebabkan karena kecintaan makhluk itu bersifat sangat sementara atau temporary. Seperti dalam analogi bunga mawar. Bunga mawar itu selalu di identikkan dengan symbol keindahan cinta, sehingga cinta itu terpatri kepada setangkai bunga mawar tersebut. Dan ketika kelopak mawar itu merekah, maka keindahan mawar itu sama halnya dengan keindahan cinta yang selalu mengembangkan putik - putik sarinya, sehingga kita tidak bisa hidup bila harus meninggalkannya. Dan bahkan tak mau hidup lagi jika tak dapat memandangi rekahan mawar itu.

Padahal kecintaan kita terhadap mawar itu adalah kecintaan yang palsu! "Mawar hanya merekah di musim semi. Begitu tiba musim gugur, mawar akan menggugurkan kelopaknya. Ia akan menertawakan cintamu...." (oleh: Hudhud, "penyampai pesan dari Nabi Sulaiman kepada Ratu Bilqis")

Seorang mubaligh juga tidak boleh berceramah untuk mencari kecintaan jemaahnya. Tuhan akan menguji para mubaligh dengan menarik kecintaan dari para jemaahnya. Menurut Erich Fromm, para mubaligh pun adalah manusia-manusia modern yang tertipu. Mereka berusaha keras mencari kecintaan dari sesama manusia. Boleh jadi, mereka berhasil mendapatkan cinta tersebut. Tetapi keberhasilan itu hanyalah sementara. Dalam khazanah tabligh Indonesia, selalu ada mubaligh populer yang muncul ke permukaan dan memperoleh cinta dari jutaan umat. Namun sedikit demi sedikit, ia akan tenggelam dan ditinggalkan oleh umatnya. Itu karena kita tak akan pernah bisa dicintai secara terus menerus oleh sesama manusia.

Demikian pula halnya dengan semua orang di muka bumi ini yang selalu ingin dicintai. Mereka pun akan mendapatkan kekecewaan yang mendalam ketika mereka yang mencintainya beralih untuk mencintai pujaan lain. Penderitaan manusia modern di akibatkan oleh keinginan untuk dicintai sesama manusia yang akibatnya akan di rundung oleh kekecewaan demi kekecewaan.

Lalu, yang bisa kita lakukan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan belajar untuk mencintai, belajar untuk selalu bersyukur dan ikhlas menerima segala kekurangan yang ada. Kebahagiaan hidup kita tergantung kepada apa yang kita cintai. Dan Kebahagiaan tak dapat diperoleh dengan dicintai. Akan tetapi di dalam wacana pengetahuan modern, kita menemukan sedikit sekali literatur yang berisi pelajaran untuk mencintai. Buku-buku mutakhir mengajarkan kita akan kiat-kiat untuk dicintai. Datanglah ke sebuah toko buku, Anda akan menemukan banyak sekali buku yang ditulis yang berisi tentang kiat-kiat agar dicintai oleh lawan jenis, atasan, atau rekan-rekan di tempat kerja. Selama ini kita diajari bahwa proses mencintai itu bukanlah proses pembelajaran, melainkan proses "kecelakaan". Kita mengenal istilah "jatuh cinta" atau fall in love, bukannya "belajar mencinta" atau learn to love. Karena kita menganggap mencintai itu sebagai suatu kecelakaan yang tidak direncanakan sebelumnya, sampai timbul sebuah istilah yang berbunyi TO MUCH LOVE WILL KILL YOU!!! Oh My God..!!(T_T)

Untuk mampu mencintai, mulailah belajar dari cinta yang di miliki oleh anak - anak kecil. Mereka selalu mencintai hal-hal yang bersifat kongkrit atau lahiriah. Selanjutnya kita harus berusaha untuk mencintai hal-hal yang lebih abstrak. Sebuah hadis yang amat kita kenal meriwayatkan sabda Nabi Muhammad saw, "Cintailah Allah atas segala anugerah-Nya kepadamu, cintailah aku atas kecintaan Allah kepadaku, dan cintailah keluargaku atas kecintaanku kepada mereka."

Maka, hayo mulai sekarang..Belajarlah mencintai ketimbang dicintai. Dan bersyukurlah terhadap apa yang sudah ada pada dirimu. Karena mencintai adalah hal terindah yang ada dalam hidup ini:)

Hafid mengucapkan, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa...