05 Juli 2008

TEROR... SIAPA GERANGAN?

Detasemen khusus 88 Antiteror Mabes POLRI menahan beberapa orang yang diduga sebagai anggota jaringan teror dari sejumlah tempat berbeda..Bahan peledak dan senjata api juga disita dari lokasi penangkapan.
KITA ACUNGKAN JEMPOL!
Karena POLRI ternyata tidak terlena oleh banyaknya ancaman maupun aksi teror semenjak tahun 2007 lalu..Kesigapan macam inilah yang kita harapkan.
Jadi tidak hanya prestasi karena POLRI berhasil menangkap para pelaku aksi teror, POLRI juga menunjukkan kemampuannya dalam mengendus potensi teror sejak dini.

Tetapi POLRI juga perlu tau bahwa penilaian masyarakat terhadap POLRI tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan POLRI dalam menangani kasus kejahatan saja! apakah POLRI bisa merebut hati masyarakat? Tanpa simpati publik, sebesar apapun prestasi POLRI niscaya tidak akan membawa manfaat bagi citra KORPS TRIPARTA. Itu yang bisa kita lihat selama ini!!
Terbukti...keberhasilan membongkar komplotan narkoba, menangkap pelaku ilegal logging, dan memburu aktor jaringan perdagangan manusia, sepertinya masih belum cukup untuk mengangkat reputasi POLRI dimata stakeholdersnya.

Dari kenyataan itulah kita menjadi ingin berpesan kepada POLRI..
Berkenaan dengan operasi Densus 88, POLRI perlu secepat dan segamblang mungkin mengemukakan ke khalayak luas siapakah gerangan?
Teror adalah isu sensitif, banyak sisi kemasyarakatan yang bisa bergesekan dengannya..apalagi selama ini, setiap kali mendengar kata teror, asosiasi kita sudah terlanjur spontan tertuju pada orang2 yang mengumandangkan ideologi tertentu..
Pengidentikan kata teror dengan agama seolah2 sudah menjadi hal yang lumrah..
Kelompok agama juga identik dengan gerombolan maupun organisasi lain yang juga melakukan tindak pidana bahkan kejahatan yang luar biasa..

Masalah ini semakin signifikan untuk kita cermati...
Karena kegemparan menyusul insiden monas awal juni lalu, juga bersinggungan dengan kelompok agama tertentu..Itu sebabnya, harapan kita, operasi densus 88 yang bernilai positif itu jangan sampai nantinya malah tercemar akibat ketidak becusan POLRI dalam mengkomunikasikannya dengan masyarakat..karena jika tidak, akan sangat mudah bagi siapapun untuk tergelincir kekesimpulan bahwa seolah - olah agama tertentu memang identik dengan disharmoni sosial.
Tidak hanya ditingkat lokal, tetapi juga tingkat nasional, bahkan global!