19 April 2010

SALAHKAH MENJADI ORANG KAYA?

Setelah kurang lebih dua bulan lamanya saya mengalami beberapa permasalahan di seputar hidup, akhirnya mulai hari ini saya bisa menulis kembali untuk anda-anda semua. Mengenai topik diatas, SALAHKAH MENJADI ORANG KAYA?

Pertanyaan diatas sepertinya menjadi sangat relevan belakangan ini. Pasalnya, orang2 yang memiliki rekening Bank dengan timbunan uang seabrek-abrek saat ini seperti sedang "di syirik kan" banyak pihak. Ada saja yang "iseng dan rese". Entah itu KPK lah, peniup peluit alias whistle blower lah, PT ATK lah, dan wah.. masih banyak lagi yang seolah menguping, mengendus, meraba-raba, dan mencuri lihat pundi-pundi harta kita.

Jadi sekali lagi, salahkah menjadi kaum berharta? Sama sekali TIDAK. Nabi Muhammad SAW saja mengatakan: Beliau menyukai orang yang berharta. Mengapa? karena kekayaan memungkinkan pemiliknya untuk berbuat KEBAIKAN EXTRA dibandingkan dengan Kaum papa. Dan sekali lagi, mereka melakukan kebaikan itu melalui harta yang mereka punya.

Nha..berhubung saya menulis ini hari senin, hari ketika mulai kembali bercucuran peluh mencari makan untuk kebutuhan hidup (keluarga maupun kita sendiri), ada baiknya kita singgung sepintas tentang betapa pentingnya harta + catatan tentang layak tidaknya harta yang kita punya!

Pertama; pantas tidaknya atau dalam bahasa agama, halal haramnya harta kita tergantung dari bagaimana kita memperolehnya. "Sedikit namun pantas" tentu adalah yang baik ketimbang "banyak namun di dapat dengan cara-cara yang tidak karuan". Walau memang, "banyak dan halal" adalah yang TERBAIK tentunya!

Kedua; mari kita lihat wujud materinya. "Cara yang kita pakai untuk mengumpulkan harta anggaplah syah! Tetapi wujud hartanya tidak baik". Maka jelas ini bukan yang paling IDEAL. Ada keteladan yang Nabi Muhammad SAW tunjukkan, yakni pemberian terbaik adalah dari sesuatu yang paling kau cintai yang kau berikan kepada saudaramu. Dari situ bisa kita maknakan, disitulah penekanan tentang pentingnya bentuk kekayaan! Karena logikanya, bentuk yang TERCANTIK, yang TERBAGUS, cenderung juga yang PALING KITA SUKAI.

Ketiga; bagaimana kekayaan itu dimanfaatkan. Walau segudang namun dipakai untuk judi, untuk mabuk, MUSNAHLAH nilai kepantasan uang kita itu. WALHASIL, timbul lah perkataan jauhi sikap hidup voya-voya! Karena syahwat hedonis (harta) akan menjauhkan kita dari TELAGA SURGA.

All my friends... kefakiran dekat dengan kekhafiran, kekayaan begitu pula kekuasaan pun bisa menjerumuskan kita menjadi sekumpulan orang yang lupa daratan. Sejarah punya cerita tentang itu semua, dan pastinya catatan sejarah yang sama akan kian panjang. Tapi berkat siapa? jawabannya adalah berkat mereka (OKNUM RAKYAT INDONESIA).

Tidak ada komentar: