18 Januari 2010

KARUT MARUT INTERNAL POLRI

Langkah menahan petinggi KPK "Bibit & Candra" oleh POLRI, harus diakui sebagai tindakan yang KONTRA PRODUKTIF bagi upaya perbaikan citra Korps Tribratra. Memang tidak sepantasnya dua jajaran penegak hukum di hadap-hadapkan. Namun apa boleh buat? Dalam polemik POLRI V.S KPK, reputasi polri terhempas. Terlebih ketika beredar rekaman suara ANGGODO yang menyebut-nyebut nama mantan Kabareskrim Polri Komjenpol "Susno Duaji". Semakin sesak publik menyimak kemungkinan adanya PATGULIPAT antara orang yang bermasalah dengan hukum DENGAN orang yang seharusnya bekerja sebagai penegak hukum.

Belum selesai sampai di situ MASA KELAM Polri. Pekan lalu tak disangka tak di nyana, "Susno" hadir sebagai saksi meringankan bagi "Antasari Azhar". Kata pemimpin teras Polri; ada ketentuan bahwa susno harus meminta izin terlebih dahulu kepada kapolri. Berangkat dari situ, terlalu NAIF untuk menyangka bahwa "susno tidak tahu aturan main bahwa ia harus memperoleh izin kapolri saat hadir di jam kerja sebagai seorang saksi dengan mengenakan seragam lengkap aparat polri".

JADI ADA APA INI? Mengapa susno seperti NEKAT MENERABAS ATURAN ORGANISASI POLRI? Mungkin susno merasa telah DI KORBANKAN oleh polri..!!! Jadi barangkali, persidangan antara kasus Antasari adalah moment TijiTibeh (maTI siJI maTI kaBEH).

Setelah di korbankan atau di copot dari kursi kabareskrim, sekarang adalah PAY BACK TIME!!! "Saatnya untuk membalas sakit hati". Apabila itu motif yang melandasi kesaksian susno, ini jelas BERBAHAYA!. Kita tidak ingin menyebutnya sebagai PENGUSUTAN DARI DALAM! Tetapi, aksi susno sangat mudah di baca kebanyakan orang sebagai polah yang mengarah pada INSUBORDINASI (Ketidak patuhan pada struktur kepemimpinan) di tubuh polri. Bicara tentang insubordinasi di lapisan elit, efek psikologisnya ke jajaran bawah polri tentu akan seperti BOLA SALJU. Apalagi toh susno juga perwira dengan sederet bintang di pundaknya. Dan sudah menjadi rahasia umum ada kubu-kubuan di dalam organisasi polri.

Setimbun pertanyaan tak bisa kita jawab! Tetapi kita bisa meraba rasakan, bahwa ADA TERLALU BANYAK SILANG SENGKETA YANG MEMBELIT DI DALAM TUBUH POLRI. Bagaimana polri bisa menjalankan secara fokus kerjanya? Jangan2, rencana perbaikan kesejahteraan personeel polri perlu di pertimbangkan kembali menyusul KARUT MARUT INTERNAL ITU. Polri butuh REFORMASI ORGANISASI, polri butuh REVITALISASI SPIRIT PROFESIONALISME. Dan tentu saja seberat apapun masalah yang mereka hadapi, polri butuh DUKUNGAN KITA.. "DUKUNGAN MASYARAKAT INDONESIA"

Tidak ada komentar: