25 Desember 2008

MUTIARA KEHIDUPAN

Assalammuallaikum wr.wb
Ada sebuah nasehat lama yang saya ingat sampai sekarang yang arti dalam bahasa arabnya adalah demikian:
"sahabatmu yang sejati adalah sahabat yang menemani engkau ketika engkau menangis dan berduka. Bukan teman yang hanya berada di dekat engkau ketika engkau tertawa."

Jadi kalau kita gembira itu memang mudah untuk mendapatkan kawan, akan tetapi waktu kita sakit, kita sedih, disitulah akan teruji siapa kawan kita! Tentu yang paling dekat dengan kita adalah orang tua, terutama sosok ibu. Seorang ibu itu ketika melihat anaknya sakit, beliau lebih sakit dari anaknya. Dan ketika anaknya bahagia, orang tua tidak minta bagiannya. Sungguh ikhlas! ini merupakan suatu contoh cinta yang tulus dari seorang ibu kepada anaknya.

Nha… sekarang bagaimana hubungan horizontal untuk menjalin keakraban persahabatan seperti itu?
Ini adalah sebuah ujian, Seorang yang tulus dalam bersahabat akan di uji ketika kita sedang berada dalam kesulitan. Dengan ikatan iman, ikatan kemanusiaan dan karena kita juga sama - sama warga negara Indonesia, semestinya kita dapat melahirkan persahabatan sesama warga bangsa, persahabatan sesama manusia dan persahabatan sesama orang beriman. Ini mestinya harus kita tonjolkan dan kita perkuat, sehingga berbagai fiksi, fraksi, dan konflik yang kadang akhir2 ini muncul itu bisa diperkecil.

Kalau toh kita telah berbuat baik tapi teman kita menanggapinya kurang baik, anggaplah itu sebagai peluang. Berarti anda didorong untuk menggali simpanan kasih sayang dan maaf pada teman kita itu! Dengan demikian, orang yang memang loyal pada persahabatan, justru ketika dalam kesulitan itulah akan terlihat apakah kita itu punya sahabat sejati atau tidak.
Terima Kasih

Tidak ada komentar: